Keluarga dalam Islam bukan hanya ikatan darah, tetapi ikatan yang dijaga dengan iman dan nilai.
Allah ﷻ berfirman:
“Bertakwalah kepada Tuhanmu yang menciptakan kamu dari satu jiwa, dan darinya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.”
(QS. An-Nisa: 1)
Keluarga adalah miniatur masyarakat. Karakter, nilai, dan kebiasaan di masyarakat terbentuk pertama kali dari rumah. Walau keluarga adalah lingkungan terkecil, tetapi pengaruhnya paling besar.
Dari rumah lah akhlak terbentuk. Rumah adalah madrasah pertama, di mana ibu menjadi pendidik utama, dan ayah berperan sebagai pemimpin dalam rumah tangga.
Siapa Saja yang Termasuk Keluarga?
Keluarga tidak hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak kandung. Dalam Islam, keluarga juga bisa mencakup mereka yang kita urus atau tinggal bersama kita:
- anak asuh, anak angkat
- orang tua, mertua, kakek, nenek
- paman, bibi, keponakan, sepupu
- bahkan pembantu atau pekerja rumah tangga
Semua termasuk bagian dari lingkar keluarga yang perlu dijaga dengan kasih sayang dan tanggung jawab.
Teladan dari Keluarga Nabi Muhammad ﷺ
- Ali bin Abi Thalib tinggal bersama Nabi ﷺ sejak kecil, menunjukkan perhatian Nabi pada keluarganya.
- Zaid bin Haritsah adalah anak angkat Nabi ﷺ, yang diperlakukan dengan penuh kasih sayang seperti anak kandung.
Ini menjadi contoh bahwa keluarga dalam Islam bukan hanya hubungan darah, tetapi juga hubungan amanah, cinta, dan tanggung jawab.
Penutup
Mari kita jaga keluarga kita agar selalu berprogram sesuai ajaran Islam (Al-Qur’an dan Hadis). Karena dari keluarga lahir generasi, dan dari generasi yang baik akan terbangun peradaban yang mulia.